Tak lama lagi liburan sekolah anak- anak tiba. Seandainya lokasi wisata pilhan adalah Jawa Timur, sangat bagus bila menyempatkan untuk mengajak keluarga berlibur di daerah Trowulan- Mojokerto. Sekali waktu anak - anak perlu menyentuh dan berkenalan dengan bangunan kuno bukan hanya menyaksikan bangunan modern dan plaza saja.
Pada tanggal 20 Mei lalu saya berada di Mojowarno -Jombang menyaksikan upacara undhuh- undhuh ( artikel sebelumnya). Selesai upacara tersebut, saya diantar oleh salah satu keluarga untuk berkunjung ke reruntuhan kota kuno peninggalan jaman Majapahit di daerah Trowulan Mojokerto dan berbagai peninggalan situs kuno lainya. Ada banyak sekali candi di sana tapi tidak semua fotonya bisa saya posting disini.
Di Trowulan anak - anak bisa melihat langsung berbagai situs kuno peninggalan kerajaan Majapahit berupa candi, artefak, prasasti dan berbagai macam bangunan kuno termasuk juga Kolam Segaran dan Sumur Kuno.
Salah satu kelebihan mengunjungi daerah wisata Trowulan adalah lokasi beberapa candi yang tergolong masih relatif dekat satu sama lain, dan dilengkapi dengan museum yang selalu ramai dikunjungi oleh anak - anak untuk belajar tentang sejarah kerajaan Majapahit secara langsung.
Pengenalan kebudayaan kuno warisan nenek moyang kepada generasi muda sangat penting, agar mereka menghargai kebudayaan negeri sendiri dan menumbuhkan rasa hormat terhadap tanah air. Pernah saya mendengar jual beli situs situs bersejarah dan hilangnya beberapa benda purbakala yang teryata dijual ke luar negeri. Rasanya memprihatinkan.
Jika tidak sekarang kita lestarikan kekayaan peninggalan sejarah kapan lagi. Kita malu jika bangsa lain yang justru memahami tentang kebudayaan kita dan menyelamatkan berbagai situs purbakala. Bahkan akibat kurangnya kecintaan terhadap peninggalan tersebut, justru menjadikan bahan bahan temuan reruntuhan candi sebagai bahan bangunan rumah.
Melihat dan membaca berita - berita di koran terkait tentang hilangnya situs purbakala, maka perlu kita kenalkan dan tumbuhkan pada diri generasi muda kita tentang betapa bernilainya mahakarya leluhur kita dan harus dilestarikan dari generasi ke generasi.
Kolam kuno ini disebut Kolam Segaran. Terdapat di dukuh Trowulan, Kabupaten Mojokerto - Jawa Timur. Luasnya 6,5 hektar. Dengan panjang 375 meter dan lebar 175 meter. Sekeliling kolam ini bersusun batu bata setebal kurang lebih 1.60 meter dan kedalaman kolam sekitar 2, 80 meter.
Konon Kolam kuno ini baru diketemukan Maclain Pont seorang Insinyur di bidang Gula yang tertarik pada arkeologi pada tahun 1926 dalam keadaan tertimbun tanah.
Diduga kolam ini mempunyai beberapa fungsi sebagai tempat rekreasi Raja, waduk air, dan ada yang menyebutnya sebagai salah satu telaga. Kolam Segaran kuno yang dibangun pada abad ke 14 ini juga berfungsi untuk mengatasi banjir dan mengelola perairan masyarakat Trowulan.
Hebatnya di bawah kolam ini terdapat semacam gorong - gorong air atau terowongan air yang cukup besar beberapa tempat, untuk mengatur masuk dan keluarnya air. Saya jadi berdecak kagum dengan tehnologi nenek moyang kita pada abad ke 13- 14. Mereka sudah bisa mengatasi banjir dengan tehnologi yang sederhana dan tidak mengundang arsitek dari luarnegeri.
Oya pada masa sekarang kolam ini tidaklagi berfungsi sebagai tempat permandian tetapi menjadi salah satu tempat rekreasi memancing dan bersantai bersama keluarga pada hari libur. Jika ingin membawa bekal sendiri dan mencari inspirasi boleh juga mengunjungi kolam kuno ini.
Tempatnya mudah dijangkau dan berada di dekat jalan. Lalu pengunjung bisa langsung menikmati pemandangan sambil duduk di pinggiran kolam, menikmati wisata kuliner di sekitar lokasi kolam segaran baik pagi maupun senja hari. Pada sekeliling kolam sejak dahulu sudah ada pelataran dari batu bata yang merupakan bagian dari bangunan kolam kuno tersebut.
.
Berikutnya perjalanan saya mengunjungi Candi Brahu. Dahulu diperkirakan diambil dari nama Waharu atau Warahu. Candi Brahu ini merupakan salah satu dari sekian banyak candi yang tersebar di Trowulan. Kekhasan bangunan candi di wilayah Jawa Timur adalah bangunan tersusun dari batu bata. Sedangkan di daerah jawa tengah lebih banyak terbuat dari batu.
Candi Brahu ini berada di desa Bejijong, dusun Jambu mente. Kecamatan Trowulan.Mojokerto-Jawatimur. Menurut keterangan dari dokumen museum Trowulan konon Candi Brahu yang tersusun dari tumpukan batubata ini dibuat pada abad ke 14. Candi ini memiliki langgam pemujaan Budha. Tingginya 25,7 meter dan ukuran panjang candi 15 meter dan lebarnya 22, 5 meter. merupakan candi tertinggi di Jawa Timur.
CANDI BRAHU/dok.pri/BCRT/2012
Saya mencoba mengambil gambar posisi dari samping Candi Brahu. Candi ini posisinya menghadap ke arah barat. Terdapat anak tangga untuk memasuki Candi, namun pengunjung tidak diperbolehkan naik ke dalam candi. Anak tangga menuju ruang candi sangat curam.
CANDI BAJANG RATU
Candi Bajang Ratu juga berada tak jauh dari lokasi candi Tikus, kurang lebih sekitar 600 meter dari candi Tikus. Candi yang terletak di dukuh Kraton ini masih belum diketahui pasti tentang fungsinya. Menurut keterangan dari museum disebutkan bahawa relief pada candi menggambarkan tentang tradisi Ruwatan.
CANDI BAJANG RATU
Namun beberapa pendapat lain mengatakan bahwa candi Bajang ratu ini merupakan pintu gerbang kerajaan Majapahit. Ditilik dari fungsi candi diperkirakan candi ini dibangun untuk menghormati Raja Jayanegara. Nama Bajang Ratu, artinya bajang adalah kerdil atau masih kecil. Sesuai dengan kisah pada versi kitab Pararaton bahwa Prabu Jayanegara dinobatkan menjadi Raja saat masih bajang atau kecil.
Berikut ini adalah Candi Tikus. Konon menurut penuturan masyarakat setempat dahulu kala saat ditemukan candi ini menjadi sarang Tikus. Bentuk candi yang unik dan dikelilingi kolam ini ditemukan dalam keadaan tertimbun tanah. Para pakar arkeologi mengemukakan beberapa pendapat, ada yang menyebut candi ini sebagai tempat pertirtaan keluarga Raja dan kolam permandian, ada pula sebagian yang mengatakan menjadi tempat pengelolaan sumber air untuk keperluan rakyat Trowulan.
Saya mencoba mengambil gambar candi Tikus ini lebih dekat. Namun harus hati - hati karena tidak berpagar dan posisinya berada dalam tanah dikelilingi air. Pengunjung dilarang untuk turun ke bawah dan cukup menikmati dari sekeliling candi tersebut.
Bangunan candi Tikus ini berukuran 29. 5 meter x 28. 25 meter berbentuk segi empat. Keunikan lain yaitu terdapat pancuran yang terbuat dari batu andhesit berbentuk teratai pada setiap sisi dinding kolam. Kemudian di tengah bangunan candi yang berbentuk menara dengan puncak yang datar. Lalu pada bagian sisi kaki dinding terdapat 17 pancuran air berbentuk bunga teratai.
Menceritakan tentang situs kerajaan Majapahit memang sangat menarik, terutama bagi anak - anak, jangan lupa ajak mereka untuk masuk juga ke dalam museum. Di sini mereka bisa belajar banyak hal tentang kebudayaan dan peninggalan bersejarah.
Selamat berwisata di Mojokerto Jawa Timur.
sumber